PENDAHULUAN
Inflasi adalah salah satu masalah ekonomi utama yang dihadapi setiap Negara. Masalah ekonomi itu dapat mewujudkan beberapa pengaruh buruk
yang bersifat ekonomi, politik, dan sosial. Untuk menghindari berbagai pengaruh
buruk yang mungkin timbul, berbagai kebijakan ekonomi perlu dijalankan. Krisis ekonomi
tahun 1997 sebagai puncak dari Serangkaian Liberalisasi sektor perbankan
sejak tahun 1980-an telah menunjukkan bahwa industri perbankan nasional
belum memiliki kelembagaan perbankan yang kokoh yang di dukung
dengan infrastruktur perbankan yang baik. Secara Fundametal, sistem
perbankan Indonesia masih harus di perkuat untuk dapat mengatasi gejolak
internal maupun eksternal. Fundamental perbankan nasional yang terbukti
belum kokoh merupakan tantangan bukan hanya bagi industri perbankan
secara umum. Tantangan dalam dunia perbankan juga selalu berubah seiring
dengan perubahan yang terjadi dalam industri jasa keuangan secara umum.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga - harga secara secara umum dan terus menerus. Karena harga barang terus naik, maka inflasi akan menyebabkan turunnya nilai mata uang dan menurunkan daya beli masyarakat. Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang tidak akan mampu dihilangkan secara tuntas. Oleh karena itu upaya pemerintah adalah untuk mengontrol laju inflasi karena kita tidak bisa mengatasi inflasi sampai tuntas. Sumber dari penyebab inflasi adalah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dari yang dibutuhkan.
Inflasi adalah kenaikan harga - harga secara secara umum dan terus menerus. Karena harga barang terus naik, maka inflasi akan menyebabkan turunnya nilai mata uang dan menurunkan daya beli masyarakat. Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang tidak akan mampu dihilangkan secara tuntas. Oleh karena itu upaya pemerintah adalah untuk mengontrol laju inflasi karena kita tidak bisa mengatasi inflasi sampai tuntas. Sumber dari penyebab inflasi adalah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dari yang dibutuhkan.
PEMBAHASAN
PENYEBAB ATAU
SUMBER INFLASI
Terdapat tiga
penyebab utama Inflasi, yaitu :
- Inflasi
karena Naiknya Permintaan (Demand Pull Inflation), Inflasi ini terjadi karena
menigkatnya permintaan total yang berlebihan sehingga akan memberi
pengaruh pada harga barang atau jasa. Kenaikan permintaan terjadi karena
masyarakat memiliki dana yang cukup, Hal ini membuktikan bahwa uang yang
beredar di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Akibat
banyaknya uang yang beredar, maka daya beli masyarakat akan meningkat
sehingga akan meningkatkan harga pula.
- Inflasi
karena Biaya Produksi (Cost Pust Inflation), yaitu inflasi yang terjadi
karena peningkatan biaya produksi untuk menghasilkan barang yang akan
dipasarkan. Kenaikan Harga terjadi pada tingkat produsen (kelompok ekonomi
yang memproduksi barang atau jasa). Akibat terjadi kenaikan harga
produksi, produsen akan menaikkan harga barang untuk menutupi dana
produksi.
- Imported
Inflation,
yaitu inflasi yang terjadi karena kenaikan harga barang di luar negeri dan
berpengaruh kepada negara lain yang memiliki hubungan ekonomi dengan
negara tersebut. Oleh karena itu inflasi akan sangat berpengaruh terhadap
kegiatan ekspor dan Impor.
JENIS – JENIS INFLASI
1. Berdasarkan
Tingkat Keparahannya
- Inflasi
Ringan (Creeping Inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10 %
per tahun. Inflasi ini tidak akan memberi pengaruh yang besar terhadap
keadaan ekonomi suatu negara, selain itu inflasi ini juga dibutuhkan agar
produsen memproduksi lebih banyak barang.
- Inflasi
Sedang (Galloping Inflation), yaitu Inflasi yang besarnya antara 10 – 30 %
per tahun. Inflasi ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat namun
belum terlalu membahayakan bagi negara. Kenaikan harga pada inflasi sedang
cenderung cepat.
- Inflasi
Berat (High Inflation),
yaitu inflasi yang besarnya antara 30 – 100 %. Inflasi berat akan membuat
kondisi ekonomi di suatu negara menjadi kacau.
- Inflasi
Sangat Berat (HyperInflation), yaitu inflasi yang bersarnya lebih dari 100%.
Pada kondisi ini, masyarakat tidak mau menyimpan uang karena nilainya
menurun drastis dengan sangat cepat, sehingga banyak yang membelanjakan
uangnya.
2. Berdasarkan
Asalnya
- Inflasi
Dalam Negeri (Domestic Inflation), yaitu inflasi yang timbul
karena adanya defisit (pengeluaran > pemasukan) pembiayaan atau belanja
negara. Sehingga pemerintah mengatasinya dengan mecetak uang baru. Adanya
uang baru membuat peredaran uang semakin luas sehingga akan berakibat pada
kenaikan harga barang.
- Inflasi
Luar Negeri (Imported Inflation), yaitu inflasi yang dipicu
oleh kenaikan harga barang pada suatu negara, sehingga negara lain yang
memiliki hubungan ekonomi (ekspor impor) dengan negara tersebut akan
terpengaruh oleh inflasi.
3. Berdasarkan
Barang yang harganya naik
- Inflasi
Tertutup (Closed Inflation),
yaitu inflasi yang disebabkan oleh naiknya harga dari satu, dua, atau
hanya beberapa barang. Inflasi ini biasanya terjadi apabila barang yang
harganya naik merupakan barang yang sangat berpengaruh pada negara
tersebut. Contohnya kenaikan harga beras di Indonesia.
- Inflasi
terbuka (Open Inflation), yaitu inflasi yang
disebabkan oleh naiknya harga semua barang pada negara.
4. Berdasarkan Sumber Atau Penyebab
·
Inflasi tarikan permintaan, yaitu Inflasi ini terjadi apabila
sektor perusahaan tidak mampu dengan cepat melayani permintaan masyarakat yang
wujud dalam pemasaran. Masalah kekurangan barang akan berlaku dan ini akan
mendorong kepada kenaikan harga – harga. Inflasi ini biasanya berlaku pada
ketika perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan
pertumbuhan ekonomi berjalan dengan pesat
·
Inflasi desakan biaya, yaitu Inflasi
desakan biaya adalah masalah kenaikan harga – harga dalam perekonomian yang
disebabkan oleh kenaikan biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan
mentah atau kenaikan upah. Pertambahan biaya produksi akan mendorong
perusahaan – perusahaan menaikkan harga, walaupun mereka harus mengambil resiko
akan menghadapi pengurangan dalam permintaan barang – barang yang
diproduksinya.
TEORI INFLASI
a. Teori Kuantitas
Secara khusus, Teori
ini menjelaskan bahwa tingginya harga barang ditentukan oleh banyaknya uang
yang beredar di masyarakat, cepatnya perpindahan uang, dan turunnya transaksi
barang produksi. Semakin banyak uang yang beredar maka semakin tinggi harga barang.
Namun secara umum teori ini menjelaskan 3 hal, yaitu :
- Jika
dalam suatu sistem perekonomian, jumlah uang yang beredar (M) dan
transaksi barang produksi (T) relatif tetap, maka harga (P) akan naik jika
perpindahan uang (V) dari satu tangan ke tangan lain berlangsung cepat
(masyarakat terlalu konsumtif).
- Jika
dalam suatu sistem perekonomian, Kecepatan perpindahan uang (V) dan jumlah
barang produksi (T) Tetap. Maka Kenaikan harga disebabkan oleh terlalu
banyak uang yang dicetak dan beredar di masyarakat.
- Jika
dalam suatu sistem perekonomian, kecepatan perpindahan uang (V) dan jumlah
uang yang beredar (M) tetap. Maka kenaikan harga disebabkan oleh turunnya
transaksi barang produksi (T)
b. Teori Keynes
Teori Keynes
menyatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat mencoba untuk hidup di luar
batas kemampuan ekonominya atau beberapa golongan masyarakat terlalu bernafsu
untuk memiliki barang yang diinginkan secara berlebihan. Intinya, Inflasi
terjadi karena adanya persaingan antar masyarakat yang akan membuat tingginya
permintaan dan produksi barang yang lebih sehingga menyebabkan kenaikan harga.
c. Teori
Strukturalis
Teori ini
menjelaskan inflasi dari segi struktural ekonomi yang kaku. Menurutnya, Inflasi
terjadi karena produsen tidak mampu memenuhi permintaan terhadap barang yang
terlalu banyak, sehingga keagiatan produksi berlangsung lambat, sehingga akan
terjadi kenaikan harga barang, karena barang yang dicari menjadi sedikit langka.
PERHITUNGAN DAN RUMUS INFLASI
Inflasi merupakan
hal yang sangat penting dalam perekonomian, oleh karena ini kita harus bisa
menghitungnya dengan pasti agar tahu bagaimana keadaan sistem perekonomian
dalam lingkungan kita. Nah Kenaikan harga Inflasi atau Laju Inflasi adalah
Persentase kenaikan harga dari beberapa indeks harga dari satu periode ke
periode lainnya. Sedangkan Indeks Harga adalah perbandingan harga rata-rata
barang pada tahun yang dihitung dengan harga rata-rata barang pada tahun dasar.
Tahun dasar yang kita gunakan disini adalah bebas, namun sebaiknya digunakan
tahun dimana kondisi ekonomi stabil dan tidak terlalu lama dengan tahun yang
dihitung.
Secara Matematis
Inflasi dapat dirumuskan dengan
(IHn
– IH(n-1) / IH(n-1))
x 100%
Ada beberpa
indikator yang dijadikan pedoman untuk mengetahui inflasi, yaitu :
- Indeks
Harga Konsumen (IHK) adalah Indeks yang
menunjukan seberapa tinggi tingkat pembelian harga atau jasa oleh konsumen
dalam jangka waktu tertentu. IHK berguna untuk menilai inflasi dari sisi
konsumen dan dianggap mencerminkan rata-rata konsumsi masyarakat.
- Indeks
Harga Perdagangan Besar (IHPB) adalah indeks yang
menunjukan seberapa tinggi tingkat harga barang atau jasa yang diterima
produsen dalam berbagai tingkatan produksi. IHPB digunakan untuk melihat
inflasi dari sisi produsen. IHPB menggali informasi tentang besarnya
perubahan harga pada tingkat harga perdagangan besar (grosir) pada daerah
tertentu.
- Indeks
Harga Implisit (IHI) adalah indeks yang
menunjukan seberapa tinggi tingkat harga barang dan jasa yang biasa dibeli
konsumen dalam julah yang besar. IHI umumnya meliputi wilayah yang lumayan
luas dalam pengamatannya. IHI berguna untuk menilai inflasi dari sisi
Ekonomi Makro.
Efek yang ditimbulkan dari
Inflasi
Inflasi
dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi faktor produksi serta produk
nasional.
a. Efek terhadap pendapatan(Equity
Effect)
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan dan ada pula yang
diuntungkan dengan adanya inflasi. Seseorang yang memperoleh pendapatan tetap
akan dirugikan oleh adanya inflasi. Sebaliknya, pihak – pihak yang mendapat
keuntungan dengan adanya inflasi adalah mereka yang memperoleh kenaikan
pendapatan dengan persentase yang lebih besar dari laju inflasi.
b. Efek terhadap Efisiensi
(Efficiency Effects)
Inflasi dapat pula mengubah pola
alokasi faktor – faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan
permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya
perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga mengakibatkan
alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien.
c. Efek terhadap Output ( Output
Effects)
Dalam menganalisa kedua efek di
atas (equity dan efficiency effects) digunakan suatu anggapan bahwa output
tetap. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui efek inflasi terhadap distribusi
pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut. [7]
d. Inflasi dan perkembangan
ekonomi
Inflasi
yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang
terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan.
Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan
spekulasi. Antara lain tujuan ini dicapai dengan pembeli harta – harta tetap
seperti tanah, rumah dan bangunan.
e. Inflasi dan kemakmuran
masyarakat
Disamping
menimbulkan efek buruk atas kegiatan ekonomi negara, inflasi juga dapat
menimbulkan efek – efek berikut dari individu kepada masyarakat.
1) Inflasi akan menurunkan
pendapatan riil orang – orang yang berpendapatan tetap.
2) Inflasi akan mengurangi niali
kekayaan yang berbentuk uang.
Cara
Mencegah Inflasi
a. Kebijaksanaan Moneter
Sasaran kebijaksanaan moneter di
capai melalui pengaturan jumlah uang beredar (M). salah satu komponen jumlah
uang adalah uang giral (demand deposit). Uang giral dapat terjadi
melalui dua cara, pertama apabila seseorang memasukkan uang
kas ke bank dalam bentuk giro, kedua, apabila seseorang
memperoleh pinjaman dari bank tidak diterima kas tetapi dalam bentuk giro.
Instrument lain yang dapat dipakai untuk mencegah inflasi adalah politik pasar
terbuka ( jual/beli surat berharga) dengan cara menjual surat berharga bank
sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga laju inflasi
dapat lebih rendah.
b. Kebijaksanaan Fiskal
Kebijaksanaan fiskal menyangkut
pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung
dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi
harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total, sehingga
inflasi dapat ditekan.
c. Kebijaksanaan yang berkaitan
dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil
laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan
kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat.
Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan harga.
d. Kebijaksanaan penentuan harga dan
indexing
Ini dilakukan dengan penentuan
ceiling harga, serta mendasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun
upah (dengan demikian gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga naik,
maka gaji/ upah juga dinaikkan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pembahasan diatas dapat disimpulkan, jika kita mengamati harga-harga barang atau jasa, tidak ada harga yang
tetap atau konstan dari waktu ke waktu, bahkan cenderung naik. Hal tersebut diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara arus uang dan arus
barang. Dimana arus barang harus mengalir dari hasil produksi perusahaan kepasar
barang dan bertemu dengan arus yang berasal dari pembelanjaan pemerintah dan
rumah tangga atau konsumen.
DAFTAR PUSTAKA